4am

-->


Namaku mey, aku adalah seorang mahasiswi di salah satu perguruan tinggi negeri di Bandung. Cerita yang ingin ku tulis saat ini adalah kejadian yang pernah ku alami sewaktu masih duduk di bangku SMA, tepatnya kelas 2 SMA. Kejadian yang menular, seseorang akan mengalaminya ketika dia tahu kejadian apa yang saya maksud. Karena aku mengalami hal ini setelah tahu ceritanya dari ibuku.

Kejadian yang menular, seseorang akan mengalaminya ketika dia tahu kejadian apa yang saya maksud

Mungkin beberapa orang sudah mengenal yang namanya ‘Tindihan’. Tindihan alias eureup eureup atau dalam bahasa inggris disebut juga dengan sleep paralysis adalah kondisi umum tubuh dengan ciri - ciri kelumpuhan sementara sebagian atau total dari otot rangka dan areflexia yang terjadi setelah bangun dari tidur atau tidak sepenuhnya terbangun ketika dalam keadaan tertidur. Kejadian yang aku alamai sama persis dengan pengertian eureup-eureup tersebut, tapi ini sedikit berbeda. Apa yang aku alami diselipi cerita mistis, yang hingga kini selalu kuingat.
Hari Pertama (4am)
Aku sadar telah tertidur, hingga akhirnya aku sadar menemukan tubuhku tidak dapat bergerak. Aku hanya bisa membuka mata walau sedikit sulit dan melihat ke arah jam dinding yang menunjukan pukul 4 pagi. Aku masih tidak dapat menggerakkan tubuhku dan bahkan untuk mengeluarkan suara meminta tolong pun sulit. Sekujur tubuh terasa kaku. Aku berdoa dalam hati, berharap ini semua berakhir. Namun yang aku rasakan hanyalah tindihan yang terasa menekan, lebih menekan dari sebelumnya. Hingga akhirnya aku mencoba untuk menggerakkan tubuhku sekuat tenaga. Dan… ya, sekarang aku bisa bergerak dengan leluasa. Sekujur tubuhku berkeringat, dan sungguh… aku merasa sangat lelah menahan tindihan tadi.
Hari Kedua (4am)
Tiba-tiba aku merasa geli di bagian leherku, seperti ada yang mengelus leherku perlahan. Sungguh ini sangat membuatku geli, sempat tersenyum sambil menahan rasa geli. Hingga akhirnya aku sadar kalau tubugku tidak dapat bergerak lagi. Leherku masih terasa geli, masih terasa elusan tangan yang lama kelamaan lebih mirip hembusan nafas. Ya Tuhan… apalagi ini, aku hanya tidur sendiri, tidak mungkin ada hembusan nafas di belakang leherku. Aku ingin berteriak, tapi tidak bisa, itu sangat sulit sekali. Aku ingin menangis dan mencoba membaca ayat kursi yang belum aku hafal sepenuhnya. Setelah aku merasa sangat lelah, tiba-tiba terdengar suara berat laki-laki di belakangku yang setengah berteriak, dan tindihan yang kurasakan pun hilang. Setelah itu aku bertanya-tanya, apa itu tadi. Suara laki-laki, dan hembusan nafas di belakang leherku.
Hari Ketiga (4am)
Sekarang aku dalam keadaan antara sadar dan tidak. Tidurku terasa sangat lelap sebelum akhirnya aku mendengar suara angsa dan merasakan seseorang menarik kakiku kencang hingga menggeser tubuhku vertikal. Awalnya aku merasa ini hanyalah mimpi, tapi lagi-lagi aku sadar bahwa tubuhku tidak dapat bergerak lagi. Aku ingin menangis, berteriak, mengapa kejadian ini berulang-ulang menimpaku. Ini mistis atau sebenarnya bisa dijelaskan dengan ilmu pengetahuan. Mungkin keduanya. Tidak ada hal-hal aneh lainnya selain suara angsa tadi yang kudengar. Aku mencoba menggerakkan tubuhku hingga bebas dari tindihan. Seperti biasa setelahnya aku merasa lelah, berkeringat, dengan nafas yang tidak teratur. Sejenak aku melihat jam dinding, dan benar ternyata sekarang pukul 4 pagi.
Hari Keempat (4am)
Aku merasakan gigitan anak kecil di jari-jari ku. Awalnya aku merasa geli, mereka masih memainkan gigi mereka di jariku. Aku tersenyum karena itu. Namun, lama kelamaan aku merasa gigitannya semakin keras, membuat aku kesakitan hingga akhirnya aku membuka mata. Ya… dan sekarang aku tidak bisa bergerak lagi. Jari-jariku masih menyisakan rasa sakit. Tuhan apa lagi ini… saat itu aku tidur dalam posisi membelakangi tembok, bagian belakang tubuhku tepat menempel pada tembok di kamarku. Aku ingin menangis, dan mengingat kejadian di hari-hari sebelumnya, dimana aku tidak dapat bergerak dengan selipan hal-hal mistis. Dan sekarang aku merasakan gigitan anak kecil sebelum akhirnya tidak dapat bergerak lagi akibat tindihan. Aku mulai hafal ayat kursi. Aku menghafalnya tadi siang, karena takut terkena tindihan aneh lagi saat tertidur lelap. Aku membaca ayat kursi berulang ulang dalam hati, diikuti dengan tidihan yang semakin menguat, aku merasa aku digenggam erat oleh telapak tangan sebesar tubuhku, kencang sekali rasanya. Tahukah apa yang terjadi setelah itu? Aku merasa bagia belakang leherku memanas, seperti ada suara bara api, rasa panasnya terasa sangat nyata, hingga akhirnya ada suara dua anak kecil berteriak histeris di belakang leherku seperti teriak kepanasan. Setelah itu tindihan pun tidak terasa lagi. Tubuhku berkeringat hebat, lebih dari hari-hari sebelumnya. Dan aku berharap ini yang terakhir.
Setelah aku mengalami empat hal aneh pada jam 4 pagi itu, aku memutuskan untuk menuliskan kaligrafi ayat kursi yang kutulis sendiri, agar aku bisa membacanya sebelum tidur dan aku bisa mengingatnya. Kejadian 4am itu tidak aku alami lagi hingga saat ini, meskipun tindihan itu bisa menyerangku kapan saja ‘dia’ mau. Percayalah… manusia itu lebih mulia dari makhluk apapun yang ada di bumi ini. Tidak usah takut, mereka hanya ingin kita tahu bahwa mereka ada, hanya itu.

No comments: