Postingan gue kali ini based on true story, tanpa bertujuan menjatuhkan nama salah satu instansi. Malah gue bersyukur banget kalo postingan gue kali ini sampai dibaca oleh yang bersangkutan agar lebih meningkatkan kualitas pelayanan sehingga memberikan kepuasan bagi nasabah.
Kenapa BNI? Gue nggak memilih, tapi universitas tempat gue menimba ilmu tempo dulu mengharuskan mahasiswa-nya untuk membuat tabungan di BNI. Karena gue terlalu malas untuk membuat rekening baru, alhasil gue masih menggunakan BNI hingga saat ini gue bekerja. Awalnya tidak ada keluhan menjadi nasabah BNI, semuanya terasa baik-baik saja.
Setelah memiliki penghasilan sendiri, ternyata semakin banyak kebutuhan yang gue rasa sangat gue perlukan. Karena keterbatasan waktu, sulit bagi gue untuk memenuhi semua kebutuhan gue. Hanya saja ada beberapa fasilitas bank yang memudahkan semuanya, terutama yang ada hubungannya dengan transfer-mentransfer. Sekarang gue lebih suka belanja online ketimbang datang langsung ke mall. Gue merasa itu lebih hemat karena tidak perlu mengeluarkan ongkos dan uang makan. Selain itu, karena sekarang gue nggak tinggal bareng orang tua, gue harus mengirim uang dengan cara transfer via atm. Dan gue terlalu malas untuk mencari atm BNI terdekat bila kebutuhannya hanya untuk transfer. Oleh karena itu gue mnggunakan salah satu fasilitas yang ada di BNI untuk memudahkan itu semua. Sayangnya BNI belum punya mobile banking, maka dari itu gue memilih SMS Banking. Kenapa nggak internet banking aja sih? Sebenernya internet banking itu diperuntukan bagi pengguna PC. Walaupun bisa juga menggunakan smartphone, tapi tetap saja tidak praktis karena harus pakai token. belum lagi token hilang dikenai denda sekitar 150rb.
Back to SMS banking. Awalnya gue sangat dimanjakan dengan fasilitas ini. Gua kalap! Gue semakin ringan tangan untuk berbelanja di onlineshop. Dan pada awalnya semua berjalan dengan lancar. Tapi seiring berjalannya waktu, dan transaksi via SMS banking semakin banyak, satu per satu masalah bermunculan. Masalah yang paling sering gue temui adalah kegagalan dalam bertransaksi. Gue masih bisa mentolerir, selama tidak mempengaruhi jumlah saldo gue, walaupun gue harus menghabiskan pulsa telepon gue dengan percuma. Tapi seketika ada kejadian yang membuat gue sesaat trauma menggunakan SMS banking.
Gue beli barang unik di salah satu onlineshop seharga 273rb. Tanpa pikir panjang, gue langsung transfer via SMS banking. Unfortunately, transaksi gagal. Ini hal biasa bagi gue. Kemudian gue mengulang dari awal transaksi-nya. Dan lagi-lagi gagal. Gue cek mutasi via SMS banking.
balasan dari 3346 |
Kalo diakhir nominal ada tanda plus (+), artinya uang masuk ke rekening kita, kalo minus (-) itu artinya uang yang kita keluarkan atau transfer. Melihat tanda plus(+) seperti diatas, gue berkesimpulan kalau uang yang sempat gue transfer itu dikembalikan karena alasan tertentu. Untuk meyakinkan, gue cek saldo. Betapa kagetnya gue kalo saldo gue berkurang sebesar 273rb, padahal dua transaksi yang gue lakukan itu gagal. Kemudian gue meminta admin onlineshop tempat gue berbelanja untuk cek mutasi. Ternyata nggak ada pegiriman atas nama gue di mutasinya, selain itu tidak ada notif yang masuk. Sumpah gue nggak tenang banget hari itu. Lebih dari satu kali gue cek saldo, cek mutasi, tapi tidak ada perubahan. Dan yang bikin gue kesel banget adalah kenapa cek mutasi hanya bisa menampilkan 3 transaksi terakhir. Bisa dilihat kan kalo 2 dari info mutasi itu hanya meunjukan biaya ATM Link. Asli, nggak guna! Nggak ngasih informasi. Gue coba cek mutasi dan saldo via ATM. hasilnya sama saja dengan informasi yang gue dapetin via SMS banking. Hari sudah malam, itu artinya kantor cabang BNI sudah tutup. Gue nggak sabar menanti hari esok, sehingga gue memutuskan untuk menghubungi BNI Call (500046 atau 021500046 #FYI). Gue menghabiskan pulsa 25rb hanya untuk itu. CS cuma ngasih tahu kalau trasaksi yang gue lakukan gagal dan uang sudah dikembalikan ke no rekening gue. Dan untuk lebih jelasnya gue disarankan untuk langsung mengunjungi kantor cabang BNI terdekat.
Esok harinya gue mendatangi kantor cabang BNI dekat kantor gue. Gue berencana untuk print buku tabungan gue. Ternyata benar, disana tercetak kalau gue melakukan dua kali transaksi sebesar 273rb. Transaksi pertama berhasil, dan transaksi kedua dengan nominal yang sama telah dikembalikan ke no rekening gue.
balasan transaksi pertama (atas), print buku tabungan (tengah), balasan transaksi kedua (bawah) |
Transaksi pertama adalah transaksi yang berhasil, sedangkan yang kedua tidak berhasil sehingga dikembalikan lagi ke rekening gue. Tapi menurut gue ini hal yang serius. Di buku tabungan transaksi berhasil, tetapi di SMS transaksi gagal, dan yang lebih parahnya lagi mutasi dari pihak onlineshop tidak menemukan nama gue sebagai pengirim. Untungnya admin onlineshop nya baik, dia menyarankan gue untuk "be calm" dan meminta mutasi pada bulan januari 2015 ke customer service BNI untuk lebih memastikan.
Jujur, sebagai pekerja kantoran gue nggak punya banyak waktu hanya untuk ngurusin yang beginian. gue hampir merelakan 273rb gue melayang sia-sia. Tapi gue pikir itu bukan solusi yang bagus. Ini baru 273rb, bagaimana kalau gue transfer berjuta-juta dan terjadi hal yang sama seperti ini. Gue nggak bakalan ngerasa tenang setiap transfer via SMS banking. Kenapa nggak via ATM saja sih? Bank tetangga udah serba mobile kali, masa mau kembali ke jaman prasejarah. Haha...
Gue nggak berniat buat ganti bank, meskipun sempat terpikir buat ganti. Tapi gue pengen banget BNI meningkatkan lagi kualitasnya dalam hal kepuasan nasabah. Setidaknya gue bisa akses mutasi (minimal 10 transaksi terakhir) via email. Kan bisa via phone banking? Gali lobang tutup lobang broh. Terakhir gue hubungin BNI call abis 25rb. Cuma 25rb kan? Kalo satu kali sih oke, tapi kalo sering? 2x telepon aja udah bisa memenuhi kebutuhan internet di smartphone gue selama 1 bulan. Intinya sih, gue pengen keberpihakan BNI ke nasabah. Gue cuma pengen efisiensi. Lagipula SMS banking nggak gratis tho, jadi tidak ada alasan untuk tidak memberikan kepuasan bagi nasabah. Lebih bagus lagi ada fasilitas mobile banking, lebih kekinian, dan lebih murah karena bisa digunakan bagi pengguna paket internet di smartphone-nya.