|
“I said pour yourself a drink,put on some lipstick, and pullyourself together.” - Marilyn Monroe
|
Saat ini Lipstick tidak lagi berperan sebagai kebutuhan pelengkap, tapi sudah menjadi kebutuhan primer bagi wanita. Hanya karena lipstick wajah menjadi lebih berwarna dan tidak tampak pucat. Sebagian besar wanita hanya tahu cara menggunakannya, warna apa yang cocok dengan warna kulit, dll. Tapi tidakkah terpikirkan bahwa ada sisi lain dari lipstick. Sekarang gue bakalan ngupas tuntas all about lipstick. Check em' out!
History
Dari zaman prasejarah, manusia memiliki kebutuhan untuk berpenampilan berbeda satu sama lain. Seperti pakaian, perhiasan, kosmetik, tapi lipstick dan riasan wajah yang paling nyata merubah penampilan. Sebagai contoh, pemburu mewarnai kulitnya agar bisa berbaur dengan alam atau lingkungan tempat mereka berburu. Imam dan asistennya berhias diri untuk menghormati dewa-dewa dan keyakinan mereka. Dan anak muda melakukan segala cara agar dirinya terlihat cantik dan dapat menarik lawan jenis.
Awalnya pewarna bibir yang digunakan berasal dari alam, seperti dari buah dan bunga. Namun seiring berkembangnya peradaban pewarna bibir atau kita kenal dengan sebutan lipstick mulai dibuat, yaitu di wilayah Timur Tengah, Afrika Utara dan India. Sekitar 5000 tahun yang lalu wanita Mesopotamia (sekarang Irak) menghancurhan permata menjadi sekecil debu dan menggunakannya untuk menghiasi bibir agar terlihat berkilauan dan mewah. Perempuan dari peradaban Lembah Indus menggunakan lipstick secara teratur, namun di Mesir pembuatan lipstick mengalami banyak kemajuan. Di Mesir kosmetik tidak hanay digunakan untuk mempercantik diri, tapi juga untuk melindungi diri dari terik matahari dan angin gurun. Disana anggota kerajaan, pendeta dan "high class" menggunakan beberapa jenis lipstick. Beberapa dari mereka membuatnya dengan resep yang mengandung bahan-bahan beracun (kombinasi rumput laut, yodium, dan bromin mannite) yang bisa menyebabkan penyakit serius. Pada saat itu warna carmine (masih kelompok warna merah) sangat populer, diekstrak dari serangga cochineal, teknik yang banyak digunakan sampai saat ini. Celopatra yang terkenal (51-30 SM) pun menggunakan pewarna bibir berwarna merah.
|
serangga cochoneal (from Google) |
kemudian 1500 tahun setelah Cleopatra, lipstick dan kosmetik lainnya hampir tidak ditemui di wilayah Eropa. Ekonomi yang buruk, peperangan, kurangnya ilmu pengetahuan dan kemajuan fashion, dan isolasi dari Asia dan Afrika membuat lipstick kembali setelah awal Renaissance. Sejak tahun 1920-an, lipstik dan jenis-jenis kosmetik lainnya berhasil tersebar di seluruh dunia, awal dari fashion modern.
Seperti yang dijelaskan diatas, ternyata dulu lipstick dan lip gloss tidak dapat berkembang dengan mudah. Setiap orang tidak dapat menggunakanya sebebas saat ini. Di Eropa, lipstick dan kosmetik lainnya dianggap tidak baik untuk kesehatan karena dapat mencegah sirkulasi darah ke wajah. Oleh karena itu ahli kimia mencoba mencari resep untuk membuat lipstick yang tidak berbahaya bagi tubuh, sehingga dapat digunakan oleh setiap orang. Hingga akhirnya resep tersebut digunakan juga di wilayah Jepang, Cina, dan negara Asia lainnya.
Pembuatan Lipstick
Setelah Mesir berhasil menyebarkan penemuan dan kemajuan mereka di seluruh Eropa, lipstik berhasil menemukan "rumahnya" terutama di kerajaan Yunani dan Romawi. Sebagian besar Kristen Eropa, lipstik menjadi sesuatu yang hampir terlupakan (Gereja Katolik mengutuk penggunaan kosmetik, sering menghubungkan penggunaan lipstik merah dengan penyembahan setan). Masa kebangkitan lipstik terjadi di abad ke-16, perubahan dramatis dilakukan oleh Ratu Inggris Elizabeth I. Gaya busana nya, wajah putih, dingin dan bibir dicat cerah populer hanya beberapa waktu, setelah itu lipstik jatuh, di mana lipstick hanya digunakan oleh perempuan kelas rendah dan pelacur. Tren ini tidak berubah selama beberapa abad, sampai revolusi industri abad ke-19 berhasil membawa kembali lipstik komersial ke mode populer. Dengan kemudahan manufaktur, harga rendah, munculnya fotografi, dan banyaknya aktris film terkenal, lipstik akhirnya menjadi umum digunakan dalam dekade kedua abad ke-20. Pada saat itu, inovator berhasil menciptakan lipstik padat yang dapat diputar, ahli kimia menciptakan resep mengkilap, dan fashion mulai menciptakan tren warna lipstick populer.
|
Ket: Gambar ini diambil dari mesin pencarian Google |
Selama empat ribu tahun terakhir, ahli kimia dan peneliti mencoba untuk memperbaiki formula lipstick dengan banyak bahan dan resep baru. Bahan dasar lipstick adalah campuran minyak, lilin dan pigmen yang membentuk massa yang dapat dengan mudah diterapkan pada bibir kita. Membuat formula lipstick bukanlah pekerjaan mudah, dan untuk lipstick yang baik banyak waktu dan kadang-kadang ratusan variasi resep yang diperlukan untuk membuatnya sempurna.
Sebelum membuat lipstik, bahan harus dipilih. Bahan yang paling dasar dari setiap lipstik adalah lilin, minyak, dan pigmen, tetapi banyak zat-zat lain dapat dimasukkan ke dalam campuran yang akan meningkatkan bagian-bagian tertentu dari produk akhir dan menambahkannya beberapa hal khusus seperti wangi, umur panjang dan gloss. Beberapa bahan sekunder yang paling umum adalah pengawet, alkohol (pelarut untuk zat lain), aroma (minyak dan lilin kadang-kadang dapat memiliki bau dan rasa tersendiri, yang perlu dihilangkan), dan lain-lain.
Prosedur pembuatan lipstik yang paling umum dilakukan terdiri dari 4 tahap.
1. Penggilingan Pigment, dipilih pigment yang diiginkan, atau kombinasi pigmen dan kemudian dicampurkan dengan hati-hati. Pigmen bergabung dengan minyak dan dimasukkan melalui three-roll mill yang menggiling partikel hingga menjadi berukuran 20 mikron. Perbandingan minyak dan partikel pigmen adalah 2:1.
2. Pigmen dicampurkan ke dalam lilin dengan pencampuran sederhana yang dilengkapi dengan satu baling-baling pengaduk. Setelah pencampuran berhasil, cairan yang dihasilkan dimasukan kembali melalui three-roll mill hingga berukuran 20 mikron.
3. Molding dilakukan pada suhu tertentu untuk menghilangkan pengotor dengan pendinginan yang cepat. Lipstik cair yang dipanaskan sampai sekitar 80 derajat celsius dituangkan ke dalam cetakan dan disimpan pada suhu sekitar 35 derajat celsius.
4. Lipstick yang dihasilkan didinginkan, diambil dari cetakan dan siap untuk disinari (untuk memberikan kesan mengkilap pada lapisan terluar lipstick). Prosedur ini akan memastikan penampilan yang lebih baik pada lipstik, dan melindungi lipstick dari udara luar (lipstik dapat berbau tengik setelah kontak yang terlalu lama dengan udara, kelembaban dan panas).
5. Pengemasan dan pelabelan.
Ternyata kita bisa bikin lipstick sendiri secara tradisional lho. Bahan-bahan yang digunakan pun mudah didapatkan.
Homemade Lipstick Recipe
Resep Dasar
- 1 sendok teh beeswax pastilles
- 1 sendok teh Shea butter atau Cocoa Butter
- 1 sendok teh minyak kelapa
Resep dasar ini akan membuat tekstur lipstick yang halus, lembab dan terlindungi. Bahan yang digunakan adalah bahan-bahan alami sehingga aman digunakan pada bibir atau kulit. Jika ingin menambahkan warna, berikut ini ada beberapa opsi bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai pewarna lipstick:
- Red Hues: 1/8 sendok teh bubuk akar bit atau 1 tetes pewarna makanan alami merah tanpa bahan kimia tambahan. CATATAN: Tambahkan sedikit demi sedikit dan lambat.
- Brown / Tan Hues: 1/4 sendok teh (atau lebih untuk warna) bubuk cokelat bubuk organik, sejumput kecil kayu manis atau kunyit untuk mendapatkan warna yang diinginkan.
- Matte tekstur: 1/4 sendok teh clay-bentonit. Gunakan pewarna agar tidak meninggalkan warna putih di bibir.
- Pewangi: Setetes minyak esensial pilihan (opsional)
|
Ket: Gambar ini diambil dari mesin pencarian Google |
How to make it?
Lelehkan lilin lebah, shea butter / Cocoa butter dan minyak kelapa dalam botol kaca tanpa tutup, kemudian tempatkan dalam panci berisi air mendidih. Usahakan proses pencairan dilakukan dengan cepat karena bahan yang digunakan sangat sedikit.
Ketika meleleh, angkat dan tambahkan bahan-bahan pilihan seperti pewarna atau aroma. Untuk mendapatkan warna pada gambar di atas, gunakan sejumput kecil bubuk akar bit/gula bit (1/8 sdt atau kurang), 1/4 sdt coklat bubuk, 1/8 sdt clay-bentonit, 1/8 sdt kayu manis dan setetes peppermint minyak esensial (optional).
Setelah semua bahan dicampur dengan baik (keadaan masih cair), gunakan pipet untuk menuangkan ke dalam wadah lip-chap (tempat lipstick). Isi hingga tepat di bawah bagian teratas lip-chap karena akan ketika dingin ukurannya akan sedikit lebih besar. Biarkan hingga dingin selama setidaknya setengah jam. Simpan di tempat yang dingin (di bawah 80 derajat), jika tidak tekstur lipstick akan melunak.
9 Things About Lipstick
Hari lipstick nasional yang jatuh pada tanggal 29 Juli menyiratkan beberapa fakta menarik mengenai lipstick. Berdasarkan The Huffington Post ada 9 hal yang perlu kita ketahui mengenai lipstick. Check em' out!
1. Lipstick Menyiratkan Seorang Pelacur
Pada awal kekaisaran Yunani, lipstik berwarna merah mengisyaratkan bahwa dia adalah seorang pelacur, mengingat bahwa sebagian besar wanita selama waktu itu biasanya pergi tanpa menggunakan make up.
2. Larangan Menggunakan Lipstick
Pada tahun 1650, Parlemen melarang digunakannya lipstik, namun undang-undang mengenai larangan tersebut tidak berhasil dibuat.
3. Lipstik Menunjukkan Status Sosial
Selama kekaisaran Romawi, lipstik digunakan untuk menunjukkan status sosial. Bahkan pria mengenakan cat bibir untuk menunjukkan status mereka.
4. George Washington Menggunakan Lipstik
5. Hukum Bagi Pengguna Lipstick
Pada tahun 1915, Legislatif kansas merancang undang-undang pelanggaran bagi wanita di bawah 44 untuk memakai make-up karena "membuat kesan palsu."
6. Ratu Membuat Warna Lipstick Sendiri
Ratu Elizabeth II menugaskan dibuatnya lipstik dengan warna yang sesuai dengan jubah yang dikenakannya di upacara penobatan pada tahun 1952. Lipstick tersebut diberi julukan "The Balmoral Lipstik".
7. Lipstik Menyebabkan "Diva Moments"
Elizabeth Taylor sangat menyukai lipstik merahnya, dan dia menuntut agar di dalam set filmnya tidak ada orang lain selain dia yang lipstik dengan warna tersebut.
8. Winston Churchill Tidak Izinkan Lipstik Dijatah
Selama Perang Dunia II, semua kosmetik kecuali lipstik dijatah. Winston Churchill memutuskan untuk mempertahankan lipstik diproduksi karena dia merasa lipstick memberikan efek positif pada moral.
9. 80% Wanita Amerika Memakai Lipstick
Pada pertengahan 2000-an, sebuah survei menyatakan bahwa 80% wanita Amerika memakai lipstik, sekitar sepuluh persen lebih banyak dari wanita Perancis.
Thank You For Reading
For More Information, please visit these sites:
http://www.huffingtonpost.com/
http://www.lipstickhistory.com/
http://wellnessmama.com/
http://www.lipstickhistory.com/